PALEMBANG,BS– Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 2 Palembang di bawah kepemimpinan Prof Dr Iskhaq Iskandar MSc terus berusaha memajukan perguruan tinggi swasta (PTS) se-Sumatera Bagian Selatan, meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Salah satu upaya yang dilakukan dengan merintis program kampus terakreditasi unggul dan internasional.
Kepala LLDIKTI Wilayah 2 Palembang, Prof Dr Iskhaq Iskandar MSc mengatakan, ada 181 PTS di Sumbagsel. Sudah banyak program studi yang mengantongi akreditasi unggul dan berkelas dunia. “Ada dua target. Institusi PTS terakreditasi unggul, lalu program studi terakreditasi unggul dan internasional,” ungkap Prof Iskhaq Iskandar, di ruang kerjanya, kantor LLDIKTI 2 Jl Srijaya Palembang, Senin (27/2).
Menurut Iskhaq, program rintisan tersebut menjadi pintu masuk awal yang akan membawa PTS di Sumbagsel go international. “Itu pintu awal masuk membawa PTS go international. Kami juga membuka akses kerja sama. Bukan sekadar MoU tapi riset dan pertukaran mahasiswa sehingga outcomes-nya jelas,” paparnya.
Dia menambahkan, program yang telah dirintis LLDIKTI Wilayah 2 Palembang di antaranya menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Taiwan. Karena masih dalam tahap penjajakan, program kerja sama hanya diarahkan pada kampus vokasi atau politeknik.
“Sudah kami rintis. Kami sudah melakukan penjajakan kerja sama dengan perguruan tinggi di Taiwan. Kemarin sudah ada diskusi. Kemungkinan baru diarahkan di vokasi atau politeknik yang sedang dimatangkan menjadi rintisan awal. Kalau seluruhnya tentu sulit. Jika sudah ada satu akan menular ke kampus lainnya,” ungkapnya.
Dia menambahkan, selain akreditasi, program yang ada kaitan dengan keunggulan daerah juga tengah dirintis go international. “Sudah ada diskusi terkait KKN tematik salah satu perusahaan nasional yang berhasil melakukan reboisasi di bidang mangrove. Itu bisa kami jadikan pilot project. Mahasiswa dan dosen yang melakukan penelitian, hasil risetnya akan terekspos secara internasional. Ada riset lokal yang mendunia,” tegasnya.
Iskhaq berharap kampus yang ada di Sumbagsel dapat mengacu pada SGDs yang dijadikan masyarakat internasional sebagai referensi. “Sekarang bagaimana PTS membuka diri. Acuan yang paling realistis itu 17 SGDs. Di sana ada perubahan iklim, lingkungan, air, dan pemanasan global. Masing-masing program studi harus bisa memetakan kurikulum dan pembelajaran agar hasil risetnya terkoneksi secara global,” imbaunya.
Fasilitasi Mahasiswa Magang di UMKM
Sementara itu, LLDIKTI Wilayah 2 Palembang juga memfasilitasi program mahasiswa magang “UMKM Merdeka”. Menurut Iskhaq, kegiatan ini baru tahap awal di Sumsel dan diikuti tiga perguruan tinggi swasta (PTS), yakni Universitas Bina Darma (UBD), Universitas MDP, dan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP). Sementara, ada tiga UMKM yang menandatangani pakta integritas, yakni Pempek Mama Ipet, Palembang Harum, dan Rengkes 21. “Kami ajak bergabung. Satu hal yang perlu dilakukan membuat konsorsium PTS, dimulai tiga (kampus) ini dulu,” ungkap Iskhaq.
Agar lebih mudah mengontrol di awal, kata dia lagi, pihaknya hanya melibatkan 3 PTS yang akan membina 10 UMKM. Masing-masing UMKM didampingi 6 mahasiswa. Jadi ada 60 mahasiswa yang mendampingi UMKM. Tentu ada mentornya. “Mahasiswa akan berkonsultasi. Teknis di lapangan dosen pembimbing juga dapat berperan. Ada form yang harus diisi. Sehingga target sasaran dapat terealisasi,” imbuhnya.
Ditanya mahasiswa disabilitas, Iskhaq menegaskan haknya sama. Mahasiswa disabilitas yang kurang beruntung punya talenta yang sama. “Kalau untuk berwirausaha tidak dibatasi oleh fisik. Ide muncul dari siapa saja. Mahasiswa berkebutuhan khusus tidak perlu ragu mendaftar. Tetap kami berikan perlakuan yang sama,” tegasnya.(red)